BUKTI KEBERADAAN MESIN WAKTU

Hai, namaku Niken Annafi' Kusuma. Umurku 27 tahun. Namun di umurku ini aku sudah sukses. Aku sudah bekerja dengan gaji puluhan juta per bulan. Memiliki seorang pendamping hidup yang tak pernah melupakan kedudukannya sebagai hamba Allah. Dan yang membahagiakan, beberapa bulan lagi kedua orang tuaku akan berangkat haji dengan hasil jerih payahku selama ini.

Andai saja di masa remajaku aku tidak serius berjuang, pasti aku tidak akan seberhasil ini. Andai saja di masa remajaku aku tidak ditempa, maka aku tak akan sebahagia ini. Aku mempunyai banyak uang, tapi uangku banyak kubelanjakan di jalan Allah. Aku membeli banyak mukena lalu ku sumbangkan ke masjid-masjid sebagai investasi jangka panjang, persiapan afterlife tentunya.

Aku jadi ingat kembali, di masa SMA aku punya tempat favorit. Masjid Agung Darul Falah, di kota kelahiranku Pacitan. Aku sering mampir sepulang sekolah, sebelum les, saat ada acara atau saat menunggu sesuatu. Di sana aku tidak hanya beribadah, tapi aku juga getol berdoa dan belajar. Aku melihat banyak sekali mukena di sana yang dipakai untuk beribadah. Aku membayangkan jika aku meletakkan satu saja mukena, mungkin pahala yang mengalir tidak akan habis dalam satu tahun, atau bahkan lebih. Yah, itulah yang aku pikirkan.

Aku juga ingat saat aku berkendara motor sambil menangis di jalan. Aku memang aneh. Sekarang semua hal yang kutangisi sudah menjelma menjadi hal yang bisa ditertawakan. "Urip iku cakra manggilingan", pepatah itu betul sekali. Tapi aku selalu bersyukur, dalam keadaan sesedih apapun aku masih bersama orang yang aku sayangi.

Di tempat kerjaku, aku mendapatkan rekan kerja yang baik dan bersahabat. Kami bekerja seperti halnya keluarga. Kami selalu shalat berjamaah jika memang sudah masuk waktu shalat. Kami bekerja dengan baik, jauh sekali hati kami dari niat bermain uang. Karena gaji kami sudah lebih dari cukup. Alhamdulillah.

Pendampingku, dia rutin mengajakku untuk memberi bantuan bagi anak dhuafa dan fakir miskin. Katanya, aku harus harus ikhlas dalam menjalani apapun. Insya Allah hidupku akan mendapatkan kebaikan yang senantiasa berlipat ganda. Aku dan keluarga Kakakku tetap menjalin hubungan erat, bahkan masih seperti ketika kami belum dewasa. Jika aku nanti melahirkan anak, anak-anak dari kakakku sudah menawarkan diri untuk "momong". Hahaha lucu sekali keponakanku ini.

Aku jadi ingat sesuatu. Itu hanyalah beberapa baris kata yang aku tulis di kertas catatanku.

"Kamu akan jadi juara dan selanjutnya orang sukses. Kamu tidak pernah main-main dengan mimpimu! Kamu akan menghadapi pengumuman dan berita tak terduga yang membahagiakan, sejarah baru dalam hidupmu! Tepat seperti yang diharapkan orang tuamu!
10 feb 2015"

Saat itu Niken muda sedang berusaha menyampaikan suratnya pada Niken dewasa. Terimakasih, aku kini telah membacanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cetak Biru Kasih Sayang untuk Suamiku

Tidak Special di Society, tapi Mustika di Hati

Ibuku yang Telah Bersayap