Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Lebih dari Separuh yang Bahagia, Sisanya?

Gambar
(Ditulis pada tahun 2014)       Suksesi kepemimpinan adalah hal yang tak terhindarkan dan harus dilakukan sebagai bentuk kepatuhan. Keharusannya telah tertulis dalam UUD 1945 yang merupakan bagian dari pilar kebangsaan. Agar bukan anak bangsa itu saja yang memegang pemerintahan. Kita bangsa Indonesia sepakat memberi kesempatan putra bangsa lain yang mampu untuk mengendalikan Negara kesayangan .       Pilpres tahun 2014 telah diselenggarakan. Berupa ajang untuk mencari pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang telah mengerahkan kemampuan terbaiknya untuk memimpin Indonesia selama sepuluh tahun. Pada 9 Juli lalu, yang bernama ‘rakyat Indonesia’ telah memiliki tiga sub nama. Rakyat Indonesia pendukung nomor 1, rakyat Indonesia pendukung nomor 2 dan rakyat Indonesia golongan putih. Seharusnya 3 sub nama itu segera menyatu kembali setelah proses pilpres usai. Bangsa besar ini sepatutnya menjelma kembali menjadi bangsa...

Malam Sebelum Pemilu

Malam ini malam pemilu Besok bangsaku membentuk kubu Hijau, merah, kuning, biru Malam ini malam panas Di stasiun televisi manapun dibahas Malam ini, banyak kurir betugas Bekorban kecil, alhasil besok puas Malam ini akan menjadi malam yang terngiang Malam digebraknya genderang Suasana lengang…. Saudaraku, jangan menyihir malam ini menjadi temaram Biarkan relung rakyat kecil mengalun Biarkan hati yang menggiring kita Para negarawan nyinyir Melawan dan menebas khawatir Takut kecintaannya digenggam bangku kosong paripurna Membayar wakil yang tidak mewakili Malam sebelum pemilu Semua memburu restu Merendah untuk meloncat ke atas senayan Semoga ingat mereka adalah pelayan Malam ini malam pemilu Aku berharap gebyar ambigu ini segera berlalu Semoga Tuhan memberi tempat duduk pada wakilku Andai aku tahu siapa khalifahku….. Ditulis 8 April 2014

PROFUNDO

"Profundo" (berasal dari bahasa Spanyol) artinya "Dalam" Apa yang dalam? Kau perlu tahu Tuanku... Semakin dalam air berada, semakin ia punya peran menjaga stabilitas tanah tempat kita berpijak. Semakin dalam akar menjelajah, semakin ia sulit dikalahkan oleh angin. Semakin dalam bangkai terkubur, semakin selamat indera penciuman manusia. Tapi Tuanku... Semakin kau tunjukkan keberadaan kasihmu terhadap pengampumu, semakin labil kakiku memijak ranah kesendirian. Semakin kau jelajahi kekurangan dalam karaterku, semakin sulit bagiku mengalahkan terpaan gulana. Semakin dalam kenangan kita kukubur, semakin kuat otakku menikmati jalan ceritanya. Apa yang Dalam? Sesungguhnya Tuanku... Kau kini telah menjatuhkanku sedalam-dalamnya. Terjembab aku dalam ngarai afeksi. Terbabit langkahku dalam bayangmu. Tergulir ingatanku pada lelucon-leluconmu. Sesungguhnya Tuanku... Di balik candumu, aku memohon pada Tuhan untuk memberiku batasan Di ujung pengharapanku,...

Travel Around Alone (3)

Hari demi hari kulalui di Jakarta. Segudang acara shopping, nonton, makan, dan karaoke menjadi sangat menarik bila kuingat kembali. Apalagi mengingat letak kontrakan kakakku yang sangat strategis. Dengan jalan kaki saja Mall Taman Anggrek dan Central Park. Naik bajaj juga akan jadi unforgetable experience.Tapi yang paling "LOL" adalah ketika aku kalah dari kakakku yang sedang hamil. Dia sangat semangat mengelilingi dua Mall sekaligus dalam satu hari. Padahal aku sudah jenuh, ingin menggelepar saja rasanya. Mending Lomba Lintas Alam yang medannya menantang sekalian, kram pun masih asyik haha. * Saat menjelang pulang ke Pacitan, jam 7 malam, tiba-tiba HPku hilang. Entah kuletakkan di mana, inilah ciri khasku: ceroboh. Padahl kereta erangkat sekitar jam delapan malam. Sedangkan jarak kontrakan kakakku dengan Stasiun Gambir lumayan bikin panik. Akhirnya apa? Aku benar-benar tertinggal kereta, kakakku (kakak ipar) memasang wajah geram karena tiket seharga 400 ribu lebih hangus...

Sumantri Ngenger: Bukan Lakon Kami

Salah satu indikator pertunjukkan wayang yang berhasil adalah: bisa membuat penonton merinding kagum. Salah satu lakon di kitab Ramayana yang paling mengena bagiku adalah "Sumantri Ngenger". Sumantri, pemuda sakti yang dikaruniai fisik sempurna. Adiknya Sukrasana adalah bajang buruk rupa. Sukrasana sangat sayang pada kakangnya, hingga kemana pun ingin turut serta. Hingga pilunya Sriwedari mengakhiri segalanya. Adiknya muncul ingin membantu, namun malu justru merundung jiwanya. Panah melesat, menyudahi kelanjutan usianya. Sumantri menangis, singgasana rasa malunya telah dikudeta oleh duka. Ada persamaan kisah ini dengan hidupku. Mempunyai kakak yang beda ras (LOL). Ia berkulit putih bersih, memiliki mahkota berkilau. Namun justru dialah yang menggubah paradigma buatku. "Kamu cantik dengan kulit coklatmu, rahang alamimu, alis unikmu, dan rambut lebatmu" Ia menunjukkannya dengan sedikit dosa (re:mengajakku menonton kontes ratu kecantikan dunia). Di mana...