POLEMIK TEMAN
Di SD.....
Aku telah menghabiskan hari-hari di SD dengan sahabat sejatiku. Kami sering bertukar kado, berlomba menunjukkan kasih sayang. Hingga kami berjanji, kami tidak akan saling lupa. Enam tahun duduk bersama, lalu UASBN menjadi alarm perpisahan kami. Hingga hari terakhir kami di sekolah yang sama, dia masih yang terbaik.
Di SMP....
Aku memandang seisi kelas, lalu menerka-nerka. Apakah aku diterima di sini? Apa mereka akan memperlakukan aku dengan baik? Awalnya aku mengeluarkan obrolan basi demi manggaet perhatian orang-orang kota ini, tapi aku menegaskan bahwa aku tidak ingin menjadi orang lain. Aku akan tetap menjadi diriku sendiri, dan menunggu orang yang setipe denganku menghampiri aku untuk menjadi peringan beban sekolah. Memang tidak ada yang menyangkal bahwa temanlah yang bisa meringankan beban pikiran kita di sekolah.
Mentari terus terbit dan tenggelam di nadir setiap hari. Maka detak jantungku semakin mantap memutuskan kalau 4 orang ini terbaik dalam hidupku. Dua puluh dua yang lain juga sangat indah.
Suatu hari, salah seorang sahabat laki-lakiku bertanya : "Gimana kalau ada orang yang tanya, kamu pilih aku atau dia? Kalau memang pilih aku, tinggalkan dia!"
Aku menjawab : "Jawab saja, Aku memang memilihmu, tapi bukan berarti aku siap meninggalkan dia"
Entahlah apa yang merekatkan pertanyaan itu sampai sekarang di otakku .
Hari itu, 1 Juni 2013 hari yang membuatku melepas teman-temanku yang kusayangi, yang telah memperlakukan aku dengan baik. Aku tidak janji akan selalu ada waktu untuk mereka setelah ini. Karena aku sadar, aku sudah apatis dengan teman SDku. Mungkin itu salah satu kekuranganku.
Tapi demi teman yang telah menggores kenangan yang sedalam-dalamnya, yang menangis sekelas waktu musikalisasi puisi sampai ingusan, dan yang menampilkan perkusi terindah saat pelepasan. Aku akan selalu mengingat mereka! REGAS, see u in the successness :)
Di SMA.......
Masuk SMA adalah tantangan tersendiri, aku merasa semakin dewasa. Walaupun awalnya sempat mual-mual. Bagaimana tidak? Setiap minggu kelas di acak. Adaptasi lagi, adaptasi lagi. Dan sekarang aku sedang parkir di kelas terbaik. Bertemu orang-orang terbaik, dengan magnitudo rata-rata 2, dan ada 3 yang bermagnitudo 1 :D
Awalnya ada isu diskriminasi, tapi aku rasa itu salah paham. Kalaulah aku yang dianggap mendiskriminasi, mereka salah. Mereka tidak tau saja betapa aku menyayangi mereka.
I should be the luckiest one. Consist of litle crimes, craziness, brain, Islam. Itu kelasku. Love ya fullest
Yang membuat aku sedih lagi adalah isu bahwa kelas akan diacak lagi. Kurikulum 2013 ini mengajarkan penolakan pada sikap kesukuan, tapi juga meremehkan arti kekompakan. Semoga perpindahan kelas itu tidak terjadi. Semoga YES5 semakin kondusif, semakin padat&rapat. Aamiin
Baik sekian dulu, coretan Barca Girl.
Aku tidak melarang seorang pun membaca ini, tapi aku juga tidak ingin menyuruh orang membaca ini.
,
Komentar
Posting Komentar